Komunalbox.com
Sebuah fakta menunjukan
betapa kayanya kongsi dagang milik Kerajaan Hindia-Belanda, VOC. Isu tersebut
melambung lantaran adanya pernyataan yang menyebut bahwa VOC jauh lebih
kaya jika dibandingkan dengan gabungan perusahaan Apple, Facebook, dan Google sekalipun.
Vereenigde Oostindische
Compagnie (VOC),
lebih dikenal sebagai perusahaan Hindia-Belanda didirikan pada tahun 1602. Ia
didirikan sebagai perusahaan dagang swasta yang diberikan hak octrooi (hak istimewa) untuk memonopoli
perdagangan selama dua dekade oleh pemerintah pusat Belanda di
Amsterdam, khususnya dalam perdagangan rempah-rempah di kawasan Hindia
Belanda.
David E. Y. Sarna dalam
bukunya berjudul History of Greed: Financial Fraud
from Tulip Mania to Bernie Madoff, terbitan
2010, menjelaskan tentang kepemilikan VOC sebagai kongsi dagang terkaya di
dunia.
"Pada
1669, VOC menjadi perusahaan swasta terkaya yang pernah ada di dunia, dengan
kepemilikan lebih dari 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 karyawan,
10.000 tentara swasta, dan pembayaran dividen 40% dari investasi awal"
tulisnya.
Bobby
Salomos menjelaskan bahwa saham dan kekayaan VOC tak tertandingi, bahkan sampai
hari ini. Sebagaimana artikel yang ia tulis dengan judul The Dutch East India Company
was richer than Apple, Google and Facebook combined, di tahun 2021.
"Jika
Anda merasa pekerjaan Anda hari ini berat, cobalah menjadi pekerja geladak
dalam satu setengah tahun perjalanan pulang pergi VOC atau, lebih buruk lagi,
seorang budak yang tinggal di perut kapal yang gelap" tulis Bobby Salomos.
"VOC
memiliki nilai saham perusahaan sebesar 78 juta gulden Belanda, itu merupakan
nominal yang sangat besar, serta keberhasilan bisnis yang cukup solid
bahkan hingga hari ini" tulisnya.
"Nilai
tersebut hari ini diperkirakan senilai US$7,9 triliun" tambahnya.
Tentu kekayaan VOC sangat besar apabila dikonversi ke rupiah, nilainya mencapai
Rp.112.640.175.000.000.000, nilai yang fantastis.
"Pada
puncaknya, saham VOC bernilai setara dengan gabungan Apple, Microsoft, Amazon,
ExxonMobil, Berkshire Hathaway, Tencent, dan Wells Fargo, dengan total 7,9
Triliun US Dollar" tulis Salomos. Artinya, perusahaan paling berharga
di dunia, Apple, hanya bernilai sekitar 11% dari saham yang dimiliki VOC.
Meskipun
membawa kemakmuran bagi para kompeni (Belanda), mereka juga membawa
penderitaan yang mengerikan bagi banyak orang (utamanya negara
jajahannya). Selama kurang lebih dua abad, VOC melakukan apa saja untuk
memastikan asetnya terlindungi dan keuntungan yang di dapat tetap tinggi.
VOC telah
mengirim lebih dari satu juta pelayar ke seluruh Asia, dan merupakan yang
terbanyak daripada gabungan penjajah di seluruh Eropa. Hal kejam yang
mereka lakukan diantaranya adalah perdagangan budak, penindasan kolonial, dan
perlakuan buruk yang tidak masuk akal terhadap karyawan.
Belanda membawa 400.000 para
buruh kontrak dan budak di antaranya ke Suriname, 16.000 ke Essequibo, 15.000
ke Berbice, 11.000 ke Demerary, 25.000 ke Recife dan 100.000 ke koloni Spanyol
melalui Curacao.
"Mereka (para budak dan
buruh) bekerja dengan keras dan hasil panennya kemudian diambil oleh Kerajaan
Belanda dan VOC" tulis Jordy Steijn, dalam artikelnya yang
berjudul Dutch Slavery: Our Dark Past, yang ia
tulis pada 2013 silam.
Terlepas dari eksploitasi
manusia tanpa akhir, perusahaan perdagangan VOC, dan koloni-koloninya, telah
membentuk dunia yang heterogen atau multikulturalisme. "Banyak orang
Indo dan Maluku adalah keturunan langsung dari zaman VOC dan orang Suriname dan
Antilla kulit hitam adalah keturunan budak Afrika" tulis
Salomos. Selain itu juga, mereka dapat mengembangkan pola ekonomi modern
yang diterapkan seperti saat ini.
Komentar
Posting Komentar