Universitas Harvard memang sangat terkenal dengan para akademisi sekaligus kontribusinya, terutama dalam bidang saintifik. Namun, kampus tersebut rupanya juga menawarkan berbagai program atau kelas unik.
Seperti kelas Folklore & Mithology atau Cerita Rakyat & Mitologi ini.
Kelas itu menawarkan sederet program pembelajaran yang tidak biasa.
Mahasiswanya akan diajak berkeliling ke tempat-tempat bersejarah dan terkenal
angker. Namun, tujuan kelas ini bukan cuma agar mahasiswa mendapat sensasi
supranatural saja, melainkan ada target analitis di dalamnya.
Instruktur kelas tersebut, Lowell Brower mengatakan, tempat-tempat bersejarah
yang dikunjungi menyoroti bagaimana cerita supranatural dapat berimbas ke
kehidupan.
"Tujuan perjalanan singkat ini adalah untuk melihat fungsi narasi tempat-tempat
supranatural, dan mendiskusikan bagaimana cerita-cerita itu dipergunakan untuk
membuat klaim politik yang kuat serta mengubah kontur realitas kita
sehari-hari," imbuh Brower.
Brower adalah pengajar, Direktur Pascasarjana, dan dosen Floklore & Mithology
yang menerima gelar doktoral African and African American Studies di
Universitas Harvard.
Sejumlah tempat yang dikunjungi adalah Hicks House, perpustakaan Kirkland.
Tempat ini dibangun pada 1762 dan merupakan rumah dari John Hicks. Dia adalah
salah satu orang yang terlibat dalam Boston Tea Party dan tewas saat Perang
Revolusioner.
"Mereka juga mencoba untuk berkomunikasi dengan Hicks. Kami memegang lilin
besar yang ada di tengah meja dan mulai menanyakan pertanyaan iya dan tidak,
untuk melihat apakah dia (Hicks) menjawab," kata salah satu peserta.
"Aku katakan, lilinnya bergerak. Aku pikir itu sangat keren. Aku
mendokumentasikan semuanya," tambahnya.
Selain lilin, peralatan yang digunakan dalam tur ini adalah perekam audio
berkualitas tinggi. Para mahasiswa juga membuka pikiran tentang arwah-arwah apa
saja yang mungkin menunjukkan diri mereka.
Para mahasiswa turut menyambangi Wadsworth House, Holden Chapel, dan Harvard
Indian College. Tak luput mereka bersepeda di luar gerbang Harvard untuk mengenang
Darryl Willis yang meninggal dalam kecelakaan di 2020.
Selain pelesir supranatural, mahasiswa juga diberi tugas mingguan yang
dinamakan creePSETS. Di dalamnya termasuk mengumpulkan cerita gaib dari orang
lain di kampus, mendokumentasikan narasi Halloween setempat, atau menulis surat
ke entitas paranormal.
Mereka bisa menulis esai, artikel kreatif, atau storytelling sebagai tugas
akhir. Ada lebih dari 100 mahasiswa yang mendaftar kelas ini. Padahal pada
awalnya hanya dibatasi untuk 20 orang saja.
Brower mengatakan, membludaknya partisipan menunjukkan tingginya minat
mahasiswa pada topik supranatural dan bagaimana hal ini beririsan dengan
berbagai elemen di kehidupan, termasuk di kampus.
"Banyak mahasiswa mempunyai pengalaman ganjil, aneh, dan membingungkan
yang menghantui mereka dengan berbagai cara. Beberapa ada yang berlatih sihir
dan lainnya ingin tahu bagaimana wacana supranatural, serta misteri memainkan
peran di dunia kontemporer yang sangat cenderung pada rasionalitas
ilmiah," paparnya.
Kelas ini juga fokus pada aktivitas paranormal dan titik belok dalam budaya,
serta politik. Teks yang dibaca termasuk juga tentang penyalahgunaan dalam
agama, patriarki dalam kisah penyihir salem, dan perbudakan warga Amerika
berkulit hitam.
Pasca lebih dari setahun kuliah online, Brower menuturkan legenda dan ritual
ini bisa mendorong menumbuhkan rasa familiar pada kampus Harvard.
Komentar
Posting Komentar