Komunalbox.com
PENEMUAN fosil kapal
Nabi Nuh yang diklaim sejumlah ilmuwan dan peneliti, menarik perhatian banyak
pihak. Apalagi kisah bahtera yang legendaris ini diceritakan dalam Taurat,
Alkitab, dan Al-Quran, sehingga berita penemuan fosil kapal Nabi Nuh memiliki
daya tarik yang kuat.
Salah satu klaim
penemuan fosil kapal Nabi Nuh yang menarik perhatian datang dari Noah's Ark
Ministries International (NAMI). Pada 25 April 2010, Yeung Wing-Cheung, salah
satu dari enam anggota NAMI saat konferensi pers Hong Kong mengatakan telah
menemukan sisa fosil kapal Nabi Nuh di Gunung Ararat, Provinsi Agri, sebelah
timur lautTurki.
"99,9 persen yakin
bahwa struktur kayu ditemukan di ketinggian 12.000 kaki (3.658 meter) dan
berusia 4.800 tahun adalah Bahtera Nuh,” katanya Yeung Wing-Cheung
Nama Gunung Ararat
disebutkan dalam Taurat dan Alkitab sebagai tempat terakhir Bahtera Nabi Nuh
berhenti setelah mengarungi banjir dahsyat selama 40 hari 40 malam. Jadi bisa
dipahami jika banyak peneliti yang tertarik menelusuri keberadaan bahtera Nabi
Nuh di gunung berapi yang tertutup salju puncaknya itu.
Yeung Wing-Cheung dan
tim dari NAMI bukan yang pertama mengklaim menemukan fosil kapal Nabi Nuh di
Gunung Ararat. Sebelumnya sudah ada lusinan ilmuwan dan orang yang mengklaim
telah menemukan fosil kapal Nabi Nuh.
Sebelumya, 40 tahun
lalu ada Violet M Cummings, seorang penulis beberapa buku tentang Bahtera Nuh,
di antaranya "Bahtera Nuh: Fabel atau Fakta?" Melalui buku dan film
In Search of Noah’s Ark tahun 1976, dia mengklaim bahwa Bahtera Nuh ditemukan
di Gunung Ararat, Turki.
Pada Februari 1993 CBS
menayangkan acara primetime dua jam berjudul, "Penemuan Luar Biasa Bahtera
Nuh." Pada Maret 2006, ada tim peneliti menemukan formasi batuan di Gunung
Ararat yang mungkin menyerupai bahtera besar, hampir tertutup es glasial.
Kemudian Juni 2006, tim
arkeolog dari Bible Archaeology Search and Exploration Institute (BASE),
mengklaim, menemukan formasi batuan lain yang mungkin adalah Bahtera Nuh.
Namun, lokasinya bukan di Turki, Gunung Ararat yang dimaksud Pegunungan Elburz
Iran yang memiliki ketinggian 3.962 meter (13.000 kaki).
Meksipun menarik
perhatian, namun klaim tersebut secara ilmiah masih dianggap secara skeptis. Misal
Yeung menolak untuk mengungkapkan lokasi penemuan fosil kapal Nabi Nuh dan
malah merahasiakannya.
Kayu yang diduga
berusia 5.000 tahun juga tidak tersedia untuk pengujian independen. Ini tentu
saja pada dasarnya tidak ilmiah.
Sebab, agar klaim dapat
dibuktikan, bukti tersebut harus dipresentasikan kepada ilmuwan lain untuk
ditinjau oleh rekan sejawat. Apalagi secara ilmiah, agak sulit dimengerti
bagaimana sebuah bahtera besar berakhir di atas gunung setinggi 3.685 meter.
Laman livescience menyebut fenomena ini dengan istilah pareidolia, yaitu kecenderungan melihat wajah atau pola pada suatu benda mati. Contoh mudah, kita pernah mengalami melihat awan yang seolah berbentuk sayap malaikat. Dalam konteks ini, bentuk gunung Ararat ini terlihat sebagai wujud dari Bahtera Nuh.
Namun, laman daily
sabah memiliki sudut pandang yang berbeda tentang di mana Bahtera Nabi Nuh
berhenti. Mengutip Al-Quran pada Surat Hud: 44 disebutkan bahwa Bahtera Nuh
berhenti di gunung (bukit) Judi
Nama gunung (bukit)
Judi adalah sebuah gunung (Cudi, sekarang) di distrik Bohtan, Turki yang
berbatasan dengan Irak dan Suriah. Gunung setinggi 2.144 meter ini paling cocok
untuk didarati kapal dan dekat dengan tempat tinggal Nabi Nuh.
Dikisahkan bahwa
Merpati yang dikirim Nabi Nuh untuk melihat apakah banjir telah berakhir,
kembali dengan membawa ranting zaitun di mulutnya. Ini sesuai dengan lokasi
kebun zaitun di barat daya Gunung (Bukit) Cudi, berbeda dengan lereng Gunung
Ararat di Turki yang tingginya 5.137 meter, tidak ada pohon zaitun maupun pohon
lain karena dingin tertutup salju.
Komentar
Posting Komentar