Gunung Kawi selalu
dikunjungi pelaku pesugihan dan
peziarah di Indonesia.
Jika ingin
melakukan pesugihan Gunung Kawi,
sebaiknya urungkan niat karena ada sumpah yang
harus ditepati dan risiko yang akan dialami.
Narasumber menuturkan,
mengambil pesugihan di Gunung Kawi harus
dilakukan sepenuh hati tanpa paksaan siapapun. Sekali sumpah terucap
maka pelaku tidak dapat mundur dari praktik pesugihan.
Mitos yang berkembang,
apabila melanggar sumpah dengan
juru kunci pesugihan,
akan mendapat kesialan di luar nalar hingga kematian.
Pelaku pesugihan Gunung Kawi biasanya
dilakukan oleh seseorang yang tengah terlilit hutang hingga himpitan ekonomi.
Karena gelap mata, pelaku pesugihan rela
menggadaikan nyawa demi kekayaan semata.
“Ya awalnya to mas,
saya terlilit hutang bank, dan rumah saya sebagai jaminannya. Walaupun ada
penghasilan pun, tidak cukup untuk makan satu keluarga,” kata narasumber
Narasumber yang enggan
menyebutkan nama dan asalnya tersebut nekat melakukan pesugihan Gunung Kawi dan
tidak memberitahu keluarga terdekat
Mitos yang berkembang
tentang tumbal yang akan diambil dari pesugihan Gunung Kawi bukanlah
bualan semata. Menurutnya, terdapat dua jenis tumbal yang dapat diberikan saat
ritual berlangsung.
“Ya itu tergantung,
siapa yang akan ditumbalkan. Asal tumbalnya masih satu keluarga sendiri itu
bisa,” ucap narasumber.
“Tapi alangkah baiknya
jika pelaku pesugihan tersebut
yang jadi tumbalnya (jual nyawa),” sambungnya.
Untuk melakukan
ritual pesugihan Gunung Kawi,
pelaku akan dibantu oleh seoarang juru kunci. Tidak jelas dimana sosok juru
kunci yang dimaksud.
Hanya beberapa orang
saja yang mengerti dan tahu keberadaan juru kunci pesugihan Gunung Kawi.
Perlu dicatat, juru kunci makam dan pesugihan itu
berbeda.
Juru kunci pesugihan Gunung Kawi ditemui
secara sembunyi-sembunyi dan rahasia.
“Dalam pesugihan Gunung Kawi yang
sudah saya lakoni tepatnya di malam Jumat Wage, saya dibatu juru kunci yang
saya temui di Gunung Kawi,”
tutur narasumber.
Ritual pertama pesugihan Gunung Kawi adalah
mandi suci dengan kembang setaman dan memanjatkan doa.
Saat ritual ini,
pelaku pesugihan tidak
dapat mundur. Sumpah akan diambil dan disaksikan oleh makhluk penguasa Gunung Kawi.
“Kemudian saya disuruh
mandi di tempat juru kunci. Lalu saya disumpah agar tidak mundur dari pesugihan ini,”
tuturnya.
Setelah sumpah dan perjanjian diambil,
pelaku pesugihan akan
diantar ke sebuah tempat yang berada di tengah Gunung Kawi.
Lokasi ini
disebut-sebut sebagai tempat meditasi atau tapabrata pesugihan.
“Bersemedi di tempat
tersebut selama 9 hari 9 malam tepat di malam Jumat Wage dan jangan sampai
takut,” ucap narasumber.
Pengakuan dari
pelaku pesugihan Gunung Kawi ini
sebagai pembelajaran agar tidak melakukan jalan pintas demi kekayaan semata.
Perlu dicatat
jika sumpah yang
telah terucap tidak dapat dibatalkan, risiko nyawa melayang sia-sia jika mundul
di tengah ritual pesugihan Gunung Kawi ini.
Walaupun hidup
bergelimang harta namun, di akhir hayat akan mengalami penyesalan karena tega
menumbalkan keluarga sendiri untuk tumbal pesugihan Gunung Kawi.
Komentar
Posting Komentar