Komunalbox.com
Ada berbagai konsekuensi yang harus diterima pengikut pesugihan, apapun jenisnya.
Entah itu pesugihan Pantai Selatan, bank gaib, atau Gunung Kawi.
Semua pesugihan memiliki risiko berbahaya yang benar-benar harus dijalani para pengikutnya.
Termasuk pesugihan Dewi Lanjar, yang kerap meminta tumbal sebagai imbalannya.
Hal ini diakui Muklis, seorang pria asal Boyolali yang sempat berkomunikasi dengan Dewi Lanjar.
Muklis mengatakan, 18 tahun yang lalu ia tengah ditimpa musibah, bisnis bangkrut dan ditipu oleh koleganya.
Tak hanya bangkrut, Muklis pun harus menanggung utang akibat kerugian yang ia alami.
Total, Rp60 juta harus ia bayar untuk menutupi semua hutang-hutangnya.
"Hutang saya sampai Rp60 juta tahun 2004, bisa dibayangkan bagaimana pusingnya," ucap Muklis,
Hingga suatu ketika, Muklis jatuh sakit karena pikirannya tak sanggup menanggung beban hutan sebanyak itu.
Tiba-tiba di tengah sakitnya, Muklis bermimpi didatangi sesosok perempuan mengenakan pakaian pengantin.
"Saya didatangi perempuan yang mengenakan pakaian pengantin," ujarnya.
Menurut orang-orang yang ada dalam mimpinya, perempuan tersebut adalah Dewi Lanjar.
Mereka berkata, jika Muklis ingin segera menyelesaikan segala problema, ikuti saja pesugihan Dewi Lanjar.
Seketika Muklis pun terbangun, ia benar-benar bingung dengan mimpi yang ia alami.
Keesokan harinya, Muklis memutuskan untuk mencari kebenaran dari mimpinya tersebut.
"Saya putuskan untuk mencari lokasi padepokan Dewi Lanjar, saya ajak teman yang yang bernama Yanto untuk menemani."
Singkat cerita, Muklis bisa melacak keberadaan padepokan Dewi Lanjar.
Muklis pun segera pergi kesana, tanpa berbekal uang sepeser pun.
"Saya berangkat sama Yanto, tanpa bekel, bener-bener susah," ujarnya.
Sesampainya disana, Muklis dan Yanto bertemu seorang Juru Kunci.
Muklis pun langsung menceritakan mimpi yang ia alami.
Menurut Juru Kunci, mimpi tersebut adalah pertanda baik, dimana Muklis dipilih secara langsung oleh Dewi Lanjar.
"Katanya saya dipilih langsung melalui mimpi," ucap Muklis.
Selang beberapa saat, Muklis dan Yanto diminta menjalani serangkaian ritual di sebuah padepokan.
Mereka harus berpuasa, berbekal menu sahur dan buka berupa ketan hitam dan kopi hitam.
Tak hanya itu, Muklis dan Yanto harus membaca wirid setiap jam 11 malam.
Telah beberapa malam Yanto dan Muklis mengamalkan wirid, namun belum ada tanda-tanda Dewi Lanjar datang.
Namun tiba-tiba, Muklis didatangi seorang perempuan, yang penampilannya mirip seperti apa yang ia lihat dalam mimpi tempo hari.
Tetapi, sosok perempuan yang diketahui bernama Dewi Lanjar itu, ditemani seorang pengawal.
Pengawal itu berkata pada Muklis, untuk menyerahkan anaknya sebagai tumbal jika ingin hidup sejahtera.
"Saya ditanya, kalau kamu setuju hidup makmur, serahkan anakmu untuk Dewi Lanjar," kata Sang Pengawal.
Muklis yang saat itu kebingungan, mencoba memastikan perkataan dari pengawal Dewi Lanjar itu.
"Maksudnya gimana?," tanya Muklis.
Pengawal berkata kembali "kalau kamu setuju, gak apa-apa serahkan anakmu, kan anak bisa buat lagi kalau sudah makmur," terangnya
Muklis menyadari arti permintaan si pengawal.
Ia pun dengan lantang menolak permintaan tersebut, dan urung mengikuti pesugihan Dewi Lanjar.
"Mohon maaf, saya tidak bisa menyerahkan anak saya. Rasa sayang saya mengatakan tidak untuk tawaran Dewi," kata Muklis.
Selepas perbincangan gaib itu, Muklis pun harus pulang dengan tangan hampa.
Awalnya ia berharap, sepulang dari padepokan bisa membawa sebuah solusi.
Namun nyatanya, solusi yang ditawarkan sangat tidak memberatkan Muklis.
Beberapa hari kemudian, Muklis pun memutuskan untuk merantau ke Jakarta.
Ia bertekad melunasi semua hutang-hutangnya dengan rezeki yang halal.
Komentar
Posting Komentar