Langsung ke konten utama

Sekedar Mengingat! Ini 25 Situs Arkeologi di Sumedang yang Tenggelam di Waduk Jatigede

 Komualbox.com


Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang tidak hanya menyisakan kenangan pahit bagi warga yang secara langsung terkena dampak.

Sekitar ribuan warga harus rela meninggalkan kampung kelahirannya, demi terwujudnya pembangunan waduk Jatigede, yang pada tahun 2015 resmi digenangi.

Selain menenggelamkan ribuan rumah, Waduk Jatigede juga turut menenggelamkan situs sejarah cikal bakal berdirinya kerajaan Sumedang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Bandung, di Waduk Jatigede setidaknya ada 25 situs arkeologi, yang sebagian besar berupa makam kuno yang tenggelam.

Situs-situs di Waduk Jatigede ini, merupakan peninggalan masa prasejarah (terlihat dari tradisi megalit yang ada), pada masa Kerajaan Tembong Agung /Sumedang Larang dan sebagian lagi makam leluhur pendiri desa, ada juga yang tidak diketahui asal-usulnya. Seperti dilansir dari Artikel yang ditulis oleh Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Unpad atau Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat. Menurut penelitian arkeologi, peninggalan leluhur ini, menghadirkan transformasi dari masa prasejarah atau masa sebelum dikenal tulisan hingga ke masa sejarah. Sehingga makam kuno yang tergolong budaya megalit (batu-batu besar) itu adalah warisan prasejarah yang terus difungsikan pada masa sejarah Berikut 25 Situs yang Tenggelam di Dasar Waduk Jatigede

Situs Leuwiloa

berupa makam kuna (keramat) dari Embah Wacana, yang berlokasi di Kampung Leuwiloa, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.

Situs Nangewer

berupa makam kuna (keramat) dari Embah Mohammad Abrul Saka, yang berlokasi di Kampung Nangewer, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.

Situs Tembong Agung

bekas-bekas Kerajaan Tembong Agung yang sudah dikenal, hanya ditemukan sebaran keramik Cina dari masa Dinasti Ming, berlokasi di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung Kecamatan Darmaraja.

Situs Pasir Limus

merupakan kompleks makam kuno dari Eyang Jamanggala, Eyang Istri Ratna Komala Inten,

Eyang Jayaraksa (Eyang Nanti) dan beberapa makam lain. Di sebelah timur kedua makam ini terdapat monolit. Diduga ada tatanan batu yang membentuk bangunan berundak.

Makam ini disebut juga petilasan Tilem.

Situs Muhara

berupa makam keramat dari Eyang Marapati dan Eyang Martapati, yang berada di Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.

Situs Marongpong

berupa makam keramat Embah Sutadiangga dan Embah Jayadiningrat, pendiri Kampung Cihideung, berlokasi di Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.

Situs Nangkod

berupa makam dari Embah Janggot Jaya Prakosa, yang berlokasi di Kampung Nangkod Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.

Situs Sawah Jambe

berupa tiga batu berdiri (menhir) yang terletak di wilayah Kampung Sawah Jambe, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.

Situs Lameta

berupa makam keramat dari Embah Dira dan Embah Toa, pendatang dari Betawi yang ikut membedah aliran Cihaliwung dan Cisadane. Tokoh ini juga diberitahukan sebagai orang (tempat lalandong/berobat) Prabu Siliwangi. Situs Lameta berada di pemukiman penduduk

Kampung Lameta Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja;

Situs Betok

kompleks makam yang berlokasi di Kampung Betok, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.

Situs Tanjungsari

berupa kompleks makam kuno dari Embah H. Dalem Santapura bin Betara Sakti, penyebar

agama Islam di Darmaraja, dengan enam makam, yang berlokasi di Dusun Kebon Tiwu, Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja. Di lokasi ini terdapat makam Demang Patih Mangkupraja, Patih Sumedang pada masa Pangeran Kornel dan makam-makam para juru kunci. Dekat situs terdapat sumur kuna yang disebut Cikahuripan.

Situs Munjul.

berupa kompleks makam dengan makam yang utama adalah makam Singadipa, dan berlokasi di Kampung Munjul, Desa Sukamenak, masuk Kecamatan Darmaraja

Situs Keramat Eretan,

berupa makam keramat Embah Geulis, istri dari Prabu Gajah Agung, dan makam-makam lain berlokasi di Kampung Cisurat, Desa Cisurat, Kecamatan Wado.

Situs Cipawenang

berupa mata air yang dikeramatkan. Situs ini berada di Kampung Cigangsa, Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal. Konon mata air ini dibuat secara ajaib oleh Nyi Mas Ratu Asih, putri dari Kerajaan Nunuk di Majalengka.

Situs Cigangsa

berupa kompleks makam umum yang masih difungsikan sekarang. Pada bagian yang paling atas terdapat beberapa kelompok makam yang dikeramatkan, di mana terdapat makam utama yaitu makam dari Embah Dalem Raden Arya Wangsa Dinaya. Situs berlokasi di Kampung Cigangsa Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal.

Situs Gagak Sangkur

berupa makam keramat Raden Aria Sutadinata ( berasal dari Banten), berlokasi di Kampung Sundulan, Desa Padajaya, Kecamatan Wado.

Situs Tulang Gintung

berupa makam keramat Eyang Haji Rarasakti atau Jayasakti yang berlokasi di Pasir Leutik, Kampung Sundulan, Desa Padajaya, Kecamatan Wado.

Situs Keramat Gunung Penuh, berupa makam keramat Tresna Putih, yang berlokasi di Kampung Bantarawi, Desa Padajaya, Kecamatan Wado

Situs Keramat Buah Ngariung, berupa makam dari Embah Wangsapraja, penyebar Islam di Buah Ngariung, berlokasi di Kampung Buah Ngariung, Desa Padajaya, Kecamatan Wado.

Curug Mas,

berupa tiga objek, yaitu pertama, kompleks makam Embah Dalem Panungtung Haji Putih Sungklanglarang, penyebar agama Islam dari Kesultanan Mataram dan makam pengikutnya yang bernama Angling Dharma, yang kedua, air terjun Curug Mas yang diyakini sebagi tempat untuk menyimpan bokor emas, bakakak (ayam dibelah) emas, dan tumpeng emas dan yang ketiga, sumur keramat yang dinamai Sumur Bandung. Situs ini berlokasi di Kampung Cadasngampar, Desa Sukakersa, Kecamatan Jatigede.

Situs Cadasngampar,

berupa komplek makam Aki Angkrih, seorang pendatang dari Sumatera yang mendirikan Kampung Cadasngampar, dan juga makam keluarganya, yaitu makam Aki Angkrih, Nini Angkrih, Aki Kulo dan Nini Kulo. Situs ini terletak di Dusun Cadasngampar, Desa Sukakersa, Kecamatan Jatigede.

Situs Tanjakan Embah

berupa makam keramat Embah Jagadiwangsa dan Embah Sadaya Pralaya, yang berlokasi di Desa Jemah, Kecamatan Jatigede.

Situs Sukagalih,

berupa lima makam yang dilengkapi bangunan cungkup. Tokoh utama yang dimakamkan adalah pendiri desa ini yaitu Eyang Akung. Di sebelah baratnya adalah makam istrinya, selanjutnya Aki Gading dan dua makam lagi tidak diketahui namanya. Situs ini berlokasi di Dusun Sukagalih, Desa Jemah, Kecamatan Jatigede.

Situs Keramat Aji Putih.

Situs yang berada di Kampung Cipeueut, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, berupa makam Ratu Ratna Inten Nawangwulan, makam Prabu Aji Putih, dan makam Resi Agung.

(a) Makam Ratu Ratna Inten Nawangwulan. Lokasi objek terletak di tengah persawahan Makam Ratu Ratna Inten Nawangwulan, istri

dari Prabu Aji Putih sampai sekarang masih dikeramatkan oleh penduduk dan diziarahi orang, baik penduduk setempat maupun dari luar dengan berbagai keperluan.

(b) Makam Prabu Aji Putih.

Lokasi makam terletak di sebelah timur laut makam Ratu Ratna Inten Nawangwulan.

Objek berupa makam yang terletak di puncak bukit. Bukit tersebut dikelilingi oleh parit dan tidak jauh dari Sungai Cibayawak.

(c) Makam Resi Agung.

Lokasi makam terletak di puncak bukit sebelah utara makam Prabu Aji Putih. Makam tersebut merupakan makam dari guru Prabu Aji Putih, pendiri Kerajaan Tembong Agung.

Makam ini juga dikeramatkan dan diziarahi oleh masyarakat setempat dan dari luar.

Situs Astana Gede Cipeueut.

Secara administratif situs terletak di Kampung Cipeueut, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja. Lokasi situs terletak di pinggir jalan masuk ke Desa Cipaku dan menyatu dengan pemakaman umum warga setempat.

Di situs ini terdapat tiga objek berupa makam Raja Sumedang Larang, Prabu Lembu Agung, Embah Jalul, dan istri Prabu Lembu Agung. Ketiga makam tersebut sampai sekarang masih dikeramatkan oleh masyarakat setempat dan luar daerah.

Itulah situs-situs yang tergenang karena adanya Waduk Jatigede. Makam-makam kuno merupakan peninggalan sejarah yang mencerminkan latar belakang sosio budaya masyarakat lama di Kabupaten Sumedang dan nilai makam-makam ini melekat dengan tempat (site) di mana ia berada.

Perlu diketahui, sejumlah makam keramat ini, kerap dapat terlihat kembali jika air Waduk Jatigede dalam keadaan surut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal 5 Penyebab Lemah Syahwat Yang Bikin 'Kendor'

Komunalbox.com Penyebab Impotensi cukup umum terjadi dan sangat penting untuk diketahui. Kondisi ini sering bikin pria 'insecure' dan tidak nyaman. Umumnya, masalah seksual ini menyerang pria ketika usia 40-80 tahun. Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan pria mempertahankan ereksi yang cukup kuat ketika berhubungan seksual yang terjadi dalam jangka pendek atau panjang. Namun, jika disfungsi ereksi terjadi secara konsisten, hal itu dapat menyebabkan stres, menurunkan kepercayaan diri dan berpengaruh pada keharmonisan hubungan. Kondisi ini juga pertanda aliran darah yang tidak lancar dan penyakit jantung. Berikut penyebab pria mengalami Lemah Syahwat atau Impotensi, yaitu : 1. Penyakit Endokrin Sistem endokrin pada tubuh akan menghasilkan hormon yang mengatur kestabilan metabolisme, fungsi seksual, reproduksi dan suasana hati. 2. Konsumsi Obat-obatan Tertentu Pengaruh obat-obatan tertentu menyebabkan aliran darah tidak lancar sehingga berdampak ke gangguan ereksi, seperti antihi

Cara Ampuh Zoya Amirin Bikin Wanita Merem Melek Puas, Minta Lagi

 Komunalbox.com Seksolog Klinis Zoya Amirin,M.Psi.,FIAS membagikan tips ampuh agar pria wanita bisa puas bareng saat bermain cinta. Hal tersebut diungkapkan seksolog kondang itu dalam tayangan video yang diunggah di YouTube Zoya Amirin Zoya Amirin mengungkapkan, untuk mencapai kenikmatan semacam itu, pasangan perlu tahu mengenai fase-fase respons seksual manusia. Menurut Zoya Amirin, dalam teori Masters & Johnson, dikatakan semua orang mengalami 4 fase dalam hal tersebut. "Pertama adalah adalah excitement atau kegairahan. Biasanya hal ini ditandai dengan anu pria mengeras, begitu juga dengan organ intim wanita," jelas Zoya Amirin Zoya Amirin membeber, khusus untuk wanita, beberapa mungkin bertahan selama 10 menit di fase kedua sebelum mencapai fase ketiga. Namun, beberapa yang lain mungkin tidak mencapai fase ketiga, tapi merasakan ledakan-ledakan kecil di fase plateau. Menurut Zoya Amirin, berdasarkan perbedaan fase tersebut antara pria dan wanita, dirinya menyarankan ag

Gunung Kemukus Dulu Ritual Esek-esek Kini Jadi Wisata Religi

 Komunalbox.com Objek wisata di Sragen yang dulu dikenal sebagai Kemukus sekarang sudah bersolek makin cantik dan bersih dari hal-hal negatif. Yaitu bernama The New Kemukus yang berada di Dukuh Barong, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. The New Kemukus saat ini dilengkapi sarana, mulai dari pendapa di depan makam Pangeran Samodra, pendapa kedua, museum, dan Sendang Ontrowulan dan pembuatan ruang terbuka. Yang paling menarik pengunjung ialah ruang terbuka di pinggir sungai yang memanjang dari selatan ke utara. Dari dek ini pengunjung bisa langsung melihat Jembatan Samodra. Suasana malam lebih membuat tempat ini meriah. Deretan lampu-lampu taman menambah keelokan tempat ini. Jembatan pun terlihat karena terdapat lampu-lampu di sepanjang jembatan. Pemugaran dilakukan secara multiyears dari 2020-2021. The New Kemukus, sudah dibuka secara bertahap pada awal 2022. Para pengunjung pun sudah mulai memadati kawasan ini. Tiket masuk The New Kemukus juga tidak terbilang mahal.