Langsung ke konten utama

8 Strategi Perang Andalan Kerajaan Majapahit, Nomor 3 Paling Mematikan


 Komunalbox.com

KERAJAAN Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada konon mempunyai angkatan perang yang kuat. Tak hanya angkatan perang saja, strategi perang Gajah Mada juga terbilang jitu.

Sebab ada delapan strategi perang Majapahit untuk mendukung ambisi Gajah Mada, menguasai nusantara. Dikutip dari buku "Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit," dari Sri Wintala Achmad, strategi perang pertama yakni Sapit Urang.

1.      Sapit Urang

Sapit Urang menempatkan para prajurit dalam beberapa pasukan, dua kelompok pasukan pertama akan bertindak menjadi tangan-tangan perkasa dari seekor udang masing-masing dipimpin oleh komandan sayap, bisa Senapati, Penatus, atau seorang Lurah, tergantung besarnya jumlah pasukan yang ada.

Dua kelompok pasukan pertama akan menjepit dan mengacaukan pihak musuh dari dua arah yang berlawanan. Sementara di bagian tengahnya pasukan utama akan berhadapan dengan pihak lawan. Jika dilihat dari atas menara pengawas di depan keraton, pasukan Sapit Urang akan membentuk garis melengkung bagaikan tapal kuda.

2.      Garuda Nglayang

Serangan Garuda Ngalayang menjadi serangan andalan keduanya. Pasukan ini mengandalkan kekuatan pasukan yang besar dan meniru gerakan terbang burung garuda. Di mana panglima dan pemimpin pasukan yang berada di paruh, kepala, sayap, dan ekor memberikan perintah kepada anak buahnya dengan bertingkah seperti burung garuda, menyambar, mematuk, dan sebagainya. Inilah kenapa dinamakan serangan Garuda Nglayang.

Serangan ini mengandalkan seorang senapati utama pada posisi paruh, kemudian sayap kiri kanan bergerak bebas dengan posisi sebagai pengatur yang sedikit heroik. Karena perlindungan posisi cakar kaki, kemudian pemimpin utama berada di ekor sebagai posisi penyapu terakhir.

3.      Dirada Meta  

Dirada Meta, menjadi strategi perang Majapahit berikutnya. Dirada Meta menerapkan strategi seperti gajah yang mengamuk. Karenanya pasukan akan seperti seekor gajah bertenaga luar biasa besarnya sedang marah, memainkan belalainya, dan mengerahkan kekuatan gadingnya yang keras dan tajam. Gajah terus bergerak maju tanpa kenal rasa takut dan sakit.

Siasat perang Dirada Meta dilakukan dengan mengerahkan seluruh kekuatan pasukan. Pasukan induk dan pasukan pendamping akan bergerak bersama - sama, bergerak maju dengan target menghancurkan lawan. Strategi ini menginginkan pertempuran yang singkat dan habis - habisan.

Sedapat mungkin strategi ini dapat menghancurkan sebanyak-banyaknya pasukan musuh, karena membawa pesan ingin segera mengakhiri pertempuran baik menang ataupun kalah, gelar pasukan ini dapat menggetarkan nyali musuh.

4.       Emprit Neba  

Emprit Neba, adalah strategi perang dengan membentuk formasi seperti burung gelatik dalam jumlah banyak yang bersama - sama turun dari udara atau datang ke sawah untuk mencari makanan padi. Perang ini biasanya dilakukan oleh Senapati Agung atau sepasukan prajurit yang sudah putus asa karena sudah terjepit namun pantang menyerah.

5.       Cakra Byuha

Cakra Byuha menjadi strategi kelima perang dengan formasi pengepungan. Formasi perang ini dapat digunakan untuk masuk ke tengah-tengah medan peperangan yang sudah terkejut dahulu terjadi. Cakra Byuha dapat menghadap ke segala arah sesuai keadaan yang berkembang di medan perang yang sengit atau mengarah pada perang brubuh.

6.      Gedhong Minep

Gedhong Minep, strategi keenam yang dijalankan Majapahit saat perang. Strategi ini dilancarkan guna menjebak musuh yang berjumlah lebih sedikit, dengan cara memancing pasukan lawan untuk masuk ke dalam gelar. Sesudah masuk di tengah pasukan lawan akan dikurung dan dihancurkan.

Strategi ini tidak efektif ketika jumlah pasukan seimbang atau lebih banyak, karena kepungannya lambat laun akan jebol. Panglima dari strategi Gedhong Minep berada di dalam lingkaran yang tertutup rapat. Senapati berada di tengah, dikelilingi bawahan dan prajurit.

7.      Samudra Rob

Samudra Rob, jadi strategi andalan ketujuh yang digunakan Kerajaan Majapahit. Strategi ini memiliki arti gelombang lautan yang sedang pasang. Strategi perang Samudra Rob mengharuskan pasukan bergerak maju secara teratur, berlapis-lapis, dan bertubi - tubi, tanpa ada habisnya seperti gerak gelombang laut.

8.       Pasir Wutah

Terakhir Pasir Wutah, menjadi strategi perang yang muncul dengan sendirinya ketika para prajurit dan senapati tidak bisa mempertahankan tata letak, tata serang, atau daya pertahanannya. Strategi ini amat kacau karena setiap prajurit bergerak bebas tanpa aturan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Ampuh Zoya Amirin Bikin Wanita Merem Melek Puas, Minta Lagi

 Komunalbox.com Seksolog Klinis Zoya Amirin,M.Psi.,FIAS membagikan tips ampuh agar pria wanita bisa puas bareng saat bermain cinta. Hal tersebut diungkapkan seksolog kondang itu dalam tayangan video yang diunggah di YouTube Zoya Amirin Zoya Amirin mengungkapkan, untuk mencapai kenikmatan semacam itu, pasangan perlu tahu mengenai fase-fase respons seksual manusia. Menurut Zoya Amirin, dalam teori Masters & Johnson, dikatakan semua orang mengalami 4 fase dalam hal tersebut. "Pertama adalah adalah excitement atau kegairahan. Biasanya hal ini ditandai dengan anu pria mengeras, begitu juga dengan organ intim wanita," jelas Zoya Amirin Zoya Amirin membeber, khusus untuk wanita, beberapa mungkin bertahan selama 10 menit di fase kedua sebelum mencapai fase ketiga. Namun, beberapa yang lain mungkin tidak mencapai fase ketiga, tapi merasakan ledakan-ledakan kecil di fase plateau. Menurut Zoya Amirin, berdasarkan perbedaan fase tersebut antara pria dan wanita, dirinya menyarankan ag...

RARA HOT

Ternyata Begini Sejarah dan Asal Usul Nama Gunung Kemukus di Sragen

 Komunalbox.com Bagaimana  sejarah  dan asal usul nama  Gunung Kemukus  di  Sragen , Jawa Tengah? Terdapat makam  Pangeran Samudro  di bukit yang berlokasi di Pendem, Kecamatan Sumberlawang ini. Menurut cerita, makam tersebut bakal menjadi cikal bakal adanya Gunung Kemukus. Bersumber dari artikel yang tayang di situs resmi  Pemkab Sragen , Pangeran Samudro merupakan putra Raja Majapahit terakhir dari istri selir. Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro dan ibunya yang bernama Ontrowulan diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan di Demak. Dari sini sejarah dan asal usul Gunung Kemukus bermula. Selama di Demak, Pangeran Samudro dibimbing tentang ilmu  Islam  oleh  Sunan Kalijaga . Setelah dirasa cukup, Pangeran Samudro diminta untuk berguru lagi kepada Kiai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur, lereng  Gunung Lawu. Pangeran Samudro pun menuruti permintaan gurunya tersebut. Selama di lereng Gunung Lawu, dia belaj...