Komunalbox.com
New Kemukus menjadi sebutan baru bagi Gunung Kemukus, objek wisata di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Gunung Kemukus yang dulu terkenal dengan praktik pesugihan dengan jalan seks bebas, kini berubah drastis menjadi objek wisata keluarga yang menarik dan modern.
Pemerintah memoles kembali Gunung Kemukus dan mengemas ulang dengan sebutan New Kemukus. Sejarah tentang Pangeran Samudro yang dibelokkan sejak zaman Belanda kini diluruskan. Upaya itu setidaknya menghabiskan dana Rp48,4 miliar.
Meluruskan sejarah yang salah tetapi sudah mengakar selama puluhan tahun membutuhkan waktu dan upaya secara kontinyu. Itulah yang kini dilakukan Pemkab Sragen yang didukung pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dan Balai Otoritas Borobudur (BOB). New Kemukus kini menjadi salah satu objek dalam Destinasi Pariwisata Nasional (DPM) Solo-Sangiran.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyiapkan road map pengelolaan New Kemukus dengan strategi pengelolaan dan pengembangan jangka pandek, menengah, dan panjang. Yuni, sapaan akrab Bupati, menyiapkan badan layanan umum daerah (BLUD) yang akan mengelola New Kemukus agar lebih optimal dan tidak terikat dengan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak dan Retribusi.
“Saya akan membebaskan lahan di sana secara bertahap. Saya punya mimpi Gunung Kemukus itu bisa steril dari aktivitas penduduk, terutama yang negatif-negatif itu. Bisnis-bisnis karaoke itu dibeli saja. Saya ingin kawasan New Kemukus itu menjadi kampung wisata dan asetnya milik Pemkab sehingga bisa dikembangkan dengan baik,” ujar Yuni dalam Solopos Talk Show Virtual dengan tema Wajah Baru Gunung Kemukus,
Yuni melanjutkan penataan New Kemukus itu dimulai dengan pembangunan Jembatan Barong pada 2015. Jembatan itu menumbuhkan semangat baru untuk mengubah citra negatif Gunung Kemukus hingga akhirnya Kementerian PUPR membangun New Kemukus dengan dana Rp48,4 miliar.
Ada geliat ekonomi baru di New Kemukus seiring meningkatnya kunjungan wisatawan setiap harinya. Padahal, objek wisata itu belum diresmikan. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai tumbuh di seputaran New Kemukus.
“Kami minta CSR [corporate social responsibility] dari PLN untuk dibuatkan gerobak yang seragam untuk para UMKM itu. Di sisi lain, kesehatan warga setempat diperhatikan dengan adanya klinik kesehatan di sana. Sekolah anak-anak di sana pun diperhatikan . Para pekerja seks komersial yang masih ada dilatih dan diberi modal kemudian dipulangkan ke daerahnya agar mandiri. Ada 90% PSK di sana bukan orang Sragen,” kata Yuni.
Yuni berencana menghilangkan kekumuhan di New Kemukus lewat Program Kotaku. New Kemukus juga disinergikan dengan pusat kuliner di Waduk Kedung Ombo (WKO) dan didukung dengan keberadaan Politeknik Pariwisata Negeri yang akan dibangun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2023.
Komentar
Posting Komentar